Antara TV Indonesia
Potensi Ekspor Ikan Tilapia Indonesia: Menembus Pasar Global
Ikan tilapia, atau lebih dikenal dengan nila, telah menjadi salah satu komoditas unggulan perikanan Indonesia di pasar global. Ikan ini sangat digemari baik di rumah tangga maupun restoran karena harganya yang terjangkau, rasanya yang lezat, serta nilai gizinya yang tinggi. Di luar dugaan, tilapia memiliki potensi ekspor yang besar dan kini menjadi salah satu komoditas andalan Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia telah menempatkan diri sebagai eksportir tilapia terbesar keempat di dunia. Selama periode 2017–2023, tren ekspor ikan ini tumbuh rata-rata 7% per tahun, dengan nilai ekspor mencapai USD 82 juta pada tahun 2023, meskipun menghadapi tantangan pandemi COVID-19.
Pangsa Pasar Global dan Strategi Ekspor
Pasar utama ekspor tilapia Indonesia mencakup Amerika Serikat, Kanada, dan Taiwan. Amerika Serikat sendiri menyerap 51% dari total pangsa pasar global untuk produk ini, menjadikannya tujuan ekspor prioritas. Selain itu, negara-negara seperti Uni Eropa, Inggris, serta kawasan Asia dan Timur Tengah juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap tilapia asal Indonesia. Keunggulan Indonesia terletak pada kualitas premium dan keberadaan sertifikasi ekolabel, yang membuat tilapia Indonesia lebih bernilai dibandingkan produk serupa dari negara lain, seperti Tiongkok.
Produk tilapia yang paling diminati di pasar ekspor adalah fillet beku dan ikan utuh segar. Pasar ekspor menuntut ukuran ikan di atas 500 gram dengan kualitas bebas penyakit, tanpa bau tanah, dan menggunakan pakan berkualitas tinggi. Pemenuhan standar ketat ini menjadi bukti bahwa ikan tilapia Indonesia mampu bersaing di pasar internasional.
Sumber Produksi Utama: Danau Toba
Sebagian besar ikan tilapia untuk ekspor berasal dari Danau Toba, Sumatra Utara. Wilayah ini menggunakan sistem keramba jaring apung (KJA) yang didukung praktik budidaya ikan terbaik (CBIB) serta sertifikasi untuk pasar ekspor. Pada tahun 2020, kontribusi tilapia dari Danau Toba mencapai 91,66% dari total ekspor nasional. Dengan luas wilayah danau sekitar 1.145 km², hanya 0,4% yang dimanfaatkan untuk budidaya tilapia, menjadikan praktik budidaya ini berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain mendukung ekspor, usaha budidaya ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, khususnya bagi para petani ikan di sekitar Danau Toba.
Pengembangan Teknologi dan Inovasi
Untuk mendukung pertumbuhan produksi, pemerintah Indonesia mengembangkan kawasan model budidaya tilapia air asin di Karawang, Jawa Barat. Kawasan seluas 84 hektar ini menggunakan sistem integrasi berkelanjutan dengan teknologi modern, seperti otomatisasi pemberian pakan dan pelapisan HDPE. Kawasan ini diharapkan dapat menjadi contoh ideal bagi pengembangan budidaya di wilayah pesisir, sekaligus mengurangi tekanan terhadap ekosistem danau.
Selain itu, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) di Sukabumi, Jawa Barat, memainkan peran penting dalam penyediaan benih unggul. Dengan teknologi hatchery berbasis biovlock, BBPBAT mendukung komunitas petani ikan untuk mengadopsi metode budidaya skala rumah tangga, memperluas jangkauan distribusi benih unggul ke seluruh Indonesia.
Peluang di Masa Depan
Prospek ekspor ikan tilapia Indonesia sangat menjanjikan. Pada tahun 2033, nilai ekspor global tilapia diproyeksikan mencapai USD 21,6 miliar, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi eksportir utama dunia. Dengan terus meningkatkan kualitas, inovasi, dan kemitraan strategis, Indonesia siap memanfaatkan potensi ini untuk memperkuat perekonomian nasional dan keberlanjutan lingkungan.